Siapa yang tidak kenal SM*SH? Boyband paling
fenomenal dalam sejarah musik Indonesia, yang kini telah digandrungi
oleh anak muda tanah air dan mampu menjadi inspirasi untuk boyband
lainnya, hanya berkat satu single, I Heart You. SM*SH bukanlah
perintis hadirnya boyband di belantika musik Indonesia karena sejak
akhir 1980-an hingga pertengahan 1990-an, muncul beberapa boyband, sebut
saja Trio Libels, FBI, dan boyband parodi, P Project. Selain itu,
keenam pemuda Bandung bukan pula yang pertama merintis kehadiran kembali
boyband di tanah air pada awal abad 21. Sebelumnya, di awal 2000-an
saat semua stasiun TV berlomba-lomba menghadirkan kontes bakat, TPI (yg
kini MNC TV) pernah membuat ajang pencarian bakat khusus untuk boyband
dan di tahun 2008 hadir tiga saudara kembar blasteran Indonesia-Prancis,
yang tergabung dalam Triniti, dengan single lawas Madu dan Racun. Namun, kedua asa itu belum mampu menghidupkan kembali dunia boyband Indonesia.
Secara umum, boyband adalah sekumpulan remaja
pria (umumnya berjumlah 5 orang) yang tergabung dalam suatu band yang
keseluruhan personelnya mampu bernyanyi, secara individu maupun
berkelompok, tanpa harus memainkan alat musik. Konsep seperti ini
pertama kali muncul pada dekade 1960 dengan melejitnya; The Jackson 5,
The Osmonds, dan The Monkees. Pada saat itu ketiga boyband ini hadir
dengan mengusung musik R&B, mampu menguasai tangga lagu Amerika Serikat berkat single demi single mereka dan menghasilkan album yang mampu mencapai penjualan multi-platinum. Akan tetapi, kejayaan mereka tak bertahan lama karena pada periode selanjutnya Rock and Roll merampas “kekuasaan” mereka lewat musik abadi dari Elvis Presley dan The Beatles.
Dekade 90-an menjadi awal era emas kelompok
boyband di Negeri Paman Sam dan Eropa, terutama daerah kekuasaan Ratu
Elizabeth. New Kids On The Block (NKOTB) dan Boyz II Men menjadi
pencetus lahirnya generasi baru dalam genre musik yang dimainkan oleh
boyband, bila NKOTB memadukan musik pop-dance dan sesekali ballad dengan
tarian-tarian dalam aksi panggungnya—konsep seperti ini yang melahirkan
demam boyband di seluruh dunia dalam satu dekade selanjutnya—yang mampu
membuat penggemar histeris saat menyaksikan mereka. Sedangkan, Boyz II
Men tetap di jalur Rhythm & Blues dengan campuran beberapa
genre lainnya, seperti Pop, Folk ataupun Jazz, untuk aksi panggung
mereka lebih “kalem”, tanpa memaketkan kelihaian gerak tubuh dan musik,
dengan hanya berdiri nyaman sambil sesekali menggerakkan tubuh mengikuti
irama musik bak penyanyi-penyanyi Opera. Untuk market target
kedua band ini juga berbeda, NKOTB lebih kepada remaja (khususnya
perempuan) dan Boyz II Men menjadikan orang-orang yang lebih dewasa
sebagai sasaran utama pendengar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar