Namun, sangat disayangkan karena keunikan ke-khas-an tersebut sedikit melirik atau meniru gaya Negara asal Boyband muncul, yaitu Korea. Banyak sekali Boyband dan Girlband Indonesia yang berpenampilan dan bergaya ala Korea.
Saya pribadi pun sedikit bangga dan juga
kecewa, bangganya ketika anak-anak Indonesia mampu mengekspresikan
dirinya melalui musik yaitu boyband dan girlband ini, kecewanya kenapa
gaya dan penampilannya tidak mengusung budaya Indonesia, mengapa harus
meniru gaya Korea.
Di lain sisi, seiring bermunculannya
boyband dan girlband yang mayoritas diperankan oleh anak-anak muda,
eksistensi budaya musik asli Jawa mulai menurun.
Munculnya boyband dan girlband telah
menghipnotis anak-anak muda Indonesia untuk bergaya ala Korea, mereka
menjadi kurang peduli dengan budaya sendiri dan bahkan hampir melupakan
budaya asli negaranya.
Campursari adalah musik tradisional Jawa, seiring perkembangan Boyband dan Girlband Indonesia,
campursari lambat laun tak ada kabarnya. Musik Tradisional Indonesia
ini tidak pernah didengar oleh anak-anak muda sekarang ini.
Mungkin beberapa tahun lagi, Campursari menjadi langka dan telah tergeser oleh gaya-gaya musik luar seperti boyband dan girlband.
Seandainya boyband dan girlband
Indonesia berpenampilan sesuai etnik budaya Indonesia, dan bergaya
sesuai budaya Indonesia, saya rasa ini akan membuat hal yang berbeda dan
lebih diterima dengan baik lagi di Indonesia.
Saat ini anak-anak muda hanya lah gengsi
semata, mereka enggan mengenal budaya tradisional mereka sendiri,
karena meraka menganggap itu kuno, itu NDESO . Namun sebenarnya semua itu adalah ciri negeri kita, Negeri Indonesia yang penuh Budaya.
Dan semua itu adalah pengaruh dari Teknologi.
Saat ini teknologi telah membuat semuanya lebih mudah, namun kemudahan
itu telah membutakan keaslian negeri ini, perkembangan boyband dan
girlband di Indonesia sangat cepat karena pengaruh teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar