Kamis, 03 Mei 2012

fenomena boyband bakal tuntas tahun ini

Heboh boyband dan girlband yang sedang menjamur di Indonesia dinilai hanya sekadar mementingkan tampilan fisik sematan, tanpa menaruh perhatian yang serius terhadap kualitas suara dan aransemen musik. Fenomena ini diperkirakan tidak akan bertahan lama.

"Saya pernah lihat dengan mata kepala saya sendiri, ada girlband yang memberikan CD untuk diputar pada saat mereka mau show di stasiun TV. Waktu itu alasannya mereka belum sempet latihan. Ternyata alasan itu selalu mereka pakai dalam show-show lainnya" ujar pengamat musik Indonesia, Denny Sakrie, di sela-sela konferensi pers "Pesona Musik Menuju Bintang", di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Jum`at (02/03).

Menurutnya, kemampuan seorang penyanyi akan terlihat ketika mereka tampil secara live, bukan dengan "cuap-cuap". "Bila hanya mengggunakan trik semacam itu, kapan Indonesia bisa maju. Cara seperti itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kualitas dalam bernyanyi dan musik." ujar Denny, mengkritisi

"Rekaman yang mereka buat suaranya bisa bagus, karena didukung oleh piranti dan alat yang bisa membuat suara menjadi bagus. Tapi, bukan karena mereka memang suaranya bagus" Denny, menambahkan.

Namun,  Denny mengakui ada beberapa boyband maupun girlband yang memiliki kualitas suara yang bagus. Meski, secara keseluruhan kualitasnya masih kurang terasah.

Denny memperkirakan, fenomena ini akan cepat habis. "Boyband dan girlband sih nggak lama. Palingan tahun ini doang. Apalagi selama ini kita lihat mereka tampil di mana-mana, terlalu over-expose. Justru akan mempercepat kejenuhan masyarakat," katanya.

Menurutnya, jika dibandingkan boyband dan girlband garapan Korea, Indonesia masih kalah jauh. "Sebelum mereka (Korea --Red.) dilepas, mereka dipersiapkan secara matang. Misalnya, digodok sampai dua hingga tiga tahun, menguasai minimal tiga bahasa, koreografi, dan sebagainya. Bahkan sekarang K-Pop semacam itu sudah bisa diterima di Amerika," papar Denny.

Di sisi lain, lanjut Denny boyband dan girlband di Korea telah memiliki standarisasi. Tidak seperti boyband dan girlband Indonesia, yang menurutnya belum "apa-apa" sudah mikirin duit dan ingin langsung tenar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar