Yeah, Indonesia sepertinya sedang dilanda demam Boyband dan Girlband.
Sejujurnya, awal kemunuculan Boyband lagi di Indonesia yang diawali
dengan kemunculan Smash, gw gak merasa gimana-gimana. Toh, mereka
basicly emang udah pada bagus-bagus suaranya. Tapi makin kesini,
pengikut-pengikut jejak mereka untuk kembali hadir di kancah musik
Indonesia sebagai Boyband malah membuat miring pendapat gw tentang
Boyband dan Girlband di Indonesia.
Boyband dan Girlband yang kini sudah bermunculan bikin gw sering
geleng-geleng sendiri melihat penampilan mereka. Hmmm, gimana yah..yang
terlihat malah mereka adalah produk musik instan dari
perusahaan-perusahaan recording dan manajemen-manajemen artis yang
mengorbitkan mereka.
Gw cuma pengen sekedar membagi pengetahuan gw tentang Boyband dan
Girlband. Yang gw tau, untuk menjadi BB and GB di luar negeri itu ada
proses audisinya sendiri. Dimana audisi itu bukanlah audisi yang mudah
yang hanya melihat “oh ok, lo punya tampang, masalah teknik vokal and
dance gampanglah diatur belakangan.” Helloooooo, yang diutamakan di luar
negeri adalah justru masalah vokalitas dan lo bisa dance atau tidak dan
apakah lo punya “something” dalam diri lo yang pantes membuat lo jadi
bintang. Masalah tampang malah menjadi hal yang kesekian, that’s why gak
ada personil boyband atau girlband yang lolos dari operasi plastik
untuk memperindah tampang mereka setelah mereka lolos audisi dan masuk
masa training.
Berbicara tentang masa training, masa training ini adalah justru yang
menjadi masa-masa penentuan buat seorang calon artis dari manajemen atau
perusahaan recording itu apakah dia pantas untuk diorbitkan. So, lolos
audisi bukan berarti udah aman kayak disini.
Dalam masa-masa training itu mereka (selanjutnya disebut trainee)
dipoles lagi vokalnya, teknik dance’nya, dilatih agar mereka bisa
bernyanyi sambil dance dengan gerakan-gerakan yang rumit tapi tidak akan
mengganggu kualitas vokal mereka saat perform, dikasih pelatihan
kepribadian, akting, diajarin gimana cara ber-fashion, dilihat apakah si
trainee bisa berbaur dengan yang lainnya atau tidak, bagaimana mereka
dalam grup, dll untuk memadatkan kemampuan yang mereka miliki dan
membentuk image positif dari trainee tersebut. Dan perlu diketahui yah,
masa-masa training ini bisa berlangsung lebih dari setahun kalo emang
dari pihak manajemen menganggap calon artis belom bisa untuk di
orbitkan. Jadi tidak instant seperti yang sedang terjadi di Indonesia
sekarang. Itu faktanya karena setelah kemunculan Smash, tiba-tiba udah
ada aja boyband di tv yang entah konsep musiknya apa, karakternya apa,
gak jelas!!!
Bahkan ada boyband yang gw liat bener2 menjiplak abis video clip dan
penampilan dari salahsatu boyband korea 2PM. Niyh contoh salah satu MV
dari 2PM dan perhatiin stylenya, pasti udah bisa langsung matching ke
boyband yang mana niruin mereka.
Walau begitu, gk bisa dipungkiri kalau kemunculan-kemunculan para
boyband dan girlband ini sebenarnya memang bisa meramaikan dunia musik
Indonesia. Tapi apa iya harus diramaikan dengan BB and GB yang
kebanyakan tidak berkualitas baik dari segi suara, dance, stage
performance (masih menggunakan sistem lipsync), dan penampilan yang
terkesan jadi norak karena kalo orang Jawa bilang “ketok tenan
njiplake”, jiplak BB and GB di luar negeri khususnya BB and GB dari
Korea/ Japan. Kenapa mereka gk bikin image or style sendiri yah??
Kreatif dong ah
Mantap.bner bnget tuh
BalasHapus